Puisi tentang rindu?
Puisi menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan hati seseorang yang dituangkan dalam bentuk kata-kata.
Lewat puisi seseorang bisa mengungkapkan perasaan secara gamblang tetapi dengan bahasa yang indah.
Atau juga bisa mengungkapkan sesuatu secara implisit, sehingga maksud yang sebenarnya perlu dimaknai ulang.
Seseorang bisa secara bebas mengungkapkan apapun dalam puisi, sehingga kemudian bermunculan banyak ragam puisi.
Salah satu ragam puisi yang cukup populer adalah yang bernuansa romance. Terutama menyoal kerinduan-kerinduan.
Tema kerinduan ini paling banyak digemari oleh anak-anak muda. Mulai dari yang picisan sampai yang elegan. Semuanya diungkapkan lewat gaya bahasa yang berbeda-beda.
Di bawah ini mimin akan menyajikan beberapa puisi rindu dengan berbagai ragam, yuk langsung simak
Puisi Rindu Kepada Kekasih
Siapa sih yang tidak rindu jika berjarak dengan kekasih. Meskipun jarak tersebut hanya terpisah 10 meter saja, pun hanya dilalui selama beberapa jam saja.
Kalau udah cinta memang susah. Haha. Tapi jangan salah loh kebucinan seperti ini terkadang bisa menghasilkan sebuah karya sastra yang romantis loh seperti contoh puisi rindu kepada kekasih berikut ini:
Puisi Rindu:Engkau ada dimana-mana
Kita tahu benar
Bahwa jarak selalu mencipta ruang
Yang diisi oleh kerinduan-kerinduan
Dan saat ini ruanganku telah penuh dan sesak
Hampir tak ada sisa ruang
Yang bisa kupenuhi dengan hal-hal lain selain dirimu
Di sudut kanan, bola matamu yang hitam legam
Memaksaku untuk selalu memandanginya dengan hati bergetar
Pada sudut sebaliknya, senyuman yang kau lengkungkan lewat bibir tipismu
Memaksaku untuk selalu membalas senyuman itu
Begitu juga di kamarku
Di atas ranjangku, kutemukan kau sedang tidur terlelap
Di kolong ranjangku, kutemukan kau sedang menyepi
Di samping lemari, kutemukan kau sedang tertawa
Di bawah sadarku ku temukan kau ada kamar ini
Tepat pada kesadaranku, aku tak menemukanmu ada disini
Sebuah Bangku Di Jalan Pulang
Tidak ada beda, ku pikir. Seperti sebelum aku mengenalmu semua akan ku rasa sama
Melewati setiap jejak langkah yang terhapus masa, tanpamu bukan lagi menjadi beban, kataku
Usang kenangan adalah konsekuensi, bahwa kita telah terlalu berani melangkah pergi
Keluar dari cangkang perlindungan terakhir untuk bebas mengukir pelangi di langit hati
Menentang semua teori, melawan semua pemikiran mereka yang mengaku dewasa
Bertarung melawan banyak demonstrasi dengan kata keras yang mereka suarakan
“belum saatnya”
Tidak,bukan pertumpahan darah dalam kisah sendu kami
Sesekali hanya genangan air mata, dan erangan tanpa luka
Entah untuk apa mereka membawamu pergi
Bersama guguran daun jati di akhir bulan Juni
Tak bisa ku teruskan langkah pulang
Di bangku kosong, hujan daun jati menyadarkan ku
Langkah menjadi semakin berat, aku mematung dengan air mata yang tak henti mengalir
Tanpa Rangkulan Tangan
Ada apa mereka mempermasalahkan terik?
Mengeluh mengenai hujan menyerbu bumi yang diam tanpa perlawanan?
Kepada apa mereka terus menggumpat? Tentang macet yang mengular sepanjang jalan pulang dan pergi
Untuk apa mereka tidak menghirup segar udara dalam pekat polusi?
Dunia indah meski matahari begitu semangat membuat kita berkeringat
Senyum tidak luntur saat deras hujan menghapusnya dari wajah kami
Rangkulan tangan memeluk pinggang seolah menjadi amunisi
Meyakinkan. Dunia masih indah dengan seribu keburukan hendak merusaknya
Dengar kah kau? Aku melafalkan jutaan kalimat itu. Dunia masih indah dengan seribu keburukan
Seolah petir yang menyusup dalam hujan
Aku tak memikirkan sebuah celah yang meruntuhkan kokoh pendirianku
Ya… sekarang aku tahu
Seribu keburukan menjadi lebih membahagiakan dengan tangan yang kau pelukkan
Sebuah Gelas Yang Kosong
Dua sendok kopi dengan air panas di titik didih maksimal
Aroma lilin menyamarkan asap tungku sebagai mesin ajaib mu
Tak bosan aku memandang garis muka yang semakin membekas tanpa pola yang teratur
Seperti liar mereka mencuri celah menghapus senyum yang 35 tahun lalu mencuri hatiku
Seperti pasrah kau biarkan mereka berusaha merengguk ayu wajah telur angsa
Usaha yang selalu gagal dan kau akan selalu terlihat indah
Aku tidak bosan mengenang…
Sebagai bentuk kasih yang bisa kuberikan sekarang
Bahkan untuk penghianatan semesta mencurimu perli terlebih dahulu
Nafasku adalah kerinduan
Detak jantungku memang ku paksa terus keras menggedor dinding dadaku yang renta
Gelas yang kosong, lubang ku gali untuk bertemu lagi dengan gadisku
Tentang Perempuan yang Sedang Kangen
Perempuan itu biasa saja, melepas kekasihnya bertugas ke luar kota. Toh sejak mula ia tahu kekasihnya adalah seorang pengembara, yang kemudian pensiun karena telah menemukan rumah, setidaknya untuk hatinya.
Lalu perempuan itu merasa tidak biasa. Beberapa jam setelah kepergiannya, rindu mulai mendatanginya, menyapanya, dan menyinggahinya untuk waktu yang lama. Dijamunya rindu itu sebagai tamu yang agung. Meskipun kadang ia jengkel dengan tamu yang tak tahu diri itu. Tapi perempuan itu berusaha tegar. Karena ia tahu rindu pasti akan pergi.
Bagaimanapun the life must go on. Perempuan itu menguatkan dirinya lagi. Ia hidup selayak mungkin. Bekerja, mendengar musik, membaca novel, bertemu dengan kawan, membayar cicilan skripsi, menonton televisi, dan apapun yang bisa dikerjakan. Tapi bagaimanapun, ia tidak lupa rindu itu masih bertandang dirumahnya.
Ia berharap kekasihnya disana baik-baik saja. Bertugas dengan gembira, makan dengan teratur, minum dengan air yang menyehatkan, bertemu orang-orang hebat yang baik, pokoknya segalanya yang baik2. Perempuan itu memang tidak punya kata-kata hebat untuk menyemangati kekasihnya. Sebab ia tahu meskipun kekasihnya juga seorang penyair, tapi ia tidak memuja kata-kata indah.
Pengharapan lain perempuan itu adalah semoga kekasihnya tidak menjadi seorang pengembara seperti tokoh dalam novel negeri senja karya seno gumirah adjidarma yang begitu ia kagumi itu.
Dan harapan terakhirnya saat ini, perempuan itu menginginkan tanggal 31 januari jam 21.00 segera tiba. Sebab ia tidak sabar menunggu pesan what’s up itu, “Sayang aku sudah di bandara, jemput yaa”.
Puisi Rindu Kepada Sahabat
Kerinduan memang punya berbagai muara, tidak hanya tertuju pada kekasih saja. Ia – rindu- bisa saja melanda siapapun, yang juga bisa bermuara pada siapapun yang telah memberikan kesan yang dalam di hati seseorang.
Rindu secara naluriah hadir tiba-tiba seperti nyamuk yang menemukan darah segar pada tubuh manusia, atau serangga yang mendekati bunga karena terdapat nektar.
Pokoknya begitu deh. Begitu juga dengan rindu pada sahabat. Kalau kamu sedang rindu-rindunya kepada sahabatmu, yuk simak beberapa puisi yang menggambarkan kerinduan terhadap sahabat di bawah ini:
Lilin Pertama
Pada sebuah pintu aku mendengar ketukan
Lalu ku bergegas membukanya
Dengan suara ceria kamu berteriak “selamat ulang tahun”
Mataku mulai basah
Aku terharu, sebab kali itu adalah yang pertama aku meniup lilin
Hari itu juga kali pertamanya aku mendapat kue dan hadiah ulang tahun
Aku bahkan tak pernah ingat momen yang kamu anggap penting itu
Terlebih orangtuaku
Kami sibuk mencari sesuatu yang bisa membuat dapur kami tetap mengepul
Kami tak mengenal perayaan
Kami hanya mengingatnya
Di dalam hati kami masing-masing
Sekarang aku genap seperempat abad
Dan kamu telah pensiun menemani ulang tahunku
Aku hanya bisa merapal doa
Semoga kamu baik-baik di sana
Mengenai Tawa Yang Hilang
Bila tidak ada penerapan kata abadi untuk kisah yang tepat, maka akan ku pinjam sebentar untuk melengkapi penggalan kisah kita
Tertoreh dalam perjalanan tanpa jeda, suara tawa seakan menjadi gema yang memekakkan penjuru bumi
Air mata buaya ku anggap tepat untuk permusuhan yang hilang dengan satu kedipan mata
Apa yang kita perebutkan? Jika semua bisa di bagi dua
Kau tampak kekanakan dan mungkin aku masih tampak demikian waktu itu
Tinggi kita mungkin tak lebih dari sepertiga orang dewasa
Tapi orang dewasa mana yang bisa sebahagia memiliki kesenangan seperti yang kita miliki
Apapun, daun kering, tanah basah, cacing tanah dan ulat bulu seperti terlihat lucu
Menyuarakan tawa, menyusun mimpi, menguatkan, dan kita melupakan
Akhir dari kisah abadi yang harus ku akui tidak akan pernah ada
Tumbuh dewasa melupakanmu untuk tetap menggaduhkan bumi, bersamaku
Buket Bunga Hari Pernikahan
Iringan musik merdu, lembut seperti membelai gendang telingaku menyerahkan diri
Saat itu tak kudengar suara apapun yang lebih menarik
Waktu seperti terhenti dan bumi tidak lagi berrotasi
Alunan cinta membawa kedamaian diantara kaki kayu berjajaran
Bukan hanya mengenai suaranya, tapi apa yang dibawa oleh ia keluar menuju singgasana
Seorang ratu yang akan membuat kami semua patuh
Berada dalam dekapan istana nyata setelah kita impikan puluhan tahun
Rasa senangku perlahan tergoncang
Purus dan berberai bagaikan manik-manik tertumpah
Seikat mawar tanpa duri menyobek hatiku sekali sayatan
Seorang pangeran akan membawamu pergi menuju istana yang lebih indah
Satu Taman Di Masa Kecil
Aster tetap berbunga, bersahutan dengan anggrek yang tetap menjadi penguasa
Berjejer membentuk pola lurik yang sama degan selimut di kamarku
Satu-satunya tempat yang memisahkan hari-hari kita bersama
Kau pasti tahu, betapa asik bersembunyi di bawah rak bambu
Menemukan tempat bersembunyi untuk berbagi secuil roti
Membisikkan kata rahasia mengenai rahasia alam raya yang kita hayalkan
Ah… tentu tidak demikian,
Kami hanya anak-anak usia empat tahun dengan markas pinjaman
Dalam bungkus dinding bening orang menyebutnya sebuah rumah kaca
Puisi Rindu Kepada Orangtua
Kerinduan terhadap orangtua seperti sesuatu hal yang wajib. Tentu dua orang paling berjasa dalam hidup seseorang tersebut memang layak mendapatkannya. Yah dirindukan.
Mereka memberi banyak pada hidup kita. Dan kita tak pernah bisa cukup untuk membalasnya. Jadi kalau sebuah kerinduan saja tidak kita berikan.
Barangkali kita harus merenungkan kembali bagaimana hubungan kita dangan orangtua. Setidaknya jika kita tidak bisa mengekspresikan kerinduan tersebut lewat ucapan atau perbuatan.
Bolehlah jika kemudian rindu tersebut diungkapkan lewat tulisan dengan rangkaian kata-kata yang puitis seperti contoh puisi rindu kepada orang tua berikut ini:
Sajak Rindu
Sajak ini adalah sajak rindu
Yang kutulis untuk ayah ibu
Dan kutitipkan pada paruh burung merpati
Pada sajak itu aku menulis doa
Semoga kalian sehat selalu dan berbahagia
Pada sajak itu aku juga meneteskan air mata
Sebab kerinduan ini tak pernah bertemu jumpa
Rindu ini tetap ngangkrak pada sajak-sajak
Yang tidak menemukan muaranya
Sajak ini adalah sajak rindu
Yang kutulis untuk ayah ibu
Semoga kau sehat selalu dan berbahagia
Pelukan Doa
Di bumi yang terpijak jauh aku akan meninggalkan tahta sebagai putra mahkota
Melepaskan baju kebesaran, dan memakai pakaian yang sama dengan rakyat kebanyakan
Tanpa gelar, tanpa penghormatan dan tanpa keistimewaan
Berjalanlah aku menuju bumi yang jauh seperti yang kau ceritakan
Bersama dengan perajut mimpi
Penenun harapan dan penyair keindahan masa depan
Keraguan membayangi untuk bisa bertahan di bumi asing
Dalam ikatan lontar waktu yang tak sebentar harus ku lalui tanpa pengawalan
Tidak ada senjata yang selalu kabur bawa dekat
Tanpa tameng kau melepas aku pergi
Katamu, satu kemenangan yang akan ku bawa pulang adalah kemandirian
Katamu, hal terbaik yang akan membuat tahtaku tidak goyah adalah iman
Dan katamu, tanpa bekal setengah abad yang lalu kalian pun sama
Katamu, pelukan doa yang kau rapal akan selalu menjaga ku
Nasi Aking
Tanpa gelontoran air, ia akan terus bertahan menyesakkan kerongkongan
Membuat tersedak tanpa kelezatan di mencuri semua sensor perasa
Membuat mual dan membuka semua katup keluar kalah yang terlanjur tertelan
Kulit tanpa tabir surya, seolah ia paling berani menantang terik matahari jam 12
Sesejuk apapun, semilir angin tidak akan mampu menghapuskan panas yang ia berikan sebagai upaya balas dendam
Sungai seolah dipaksa kering, menemani hasil panen yang semakin memprihatinkan
Anyaman bambu seolah menjadi hasil karya terbaik yang selalu ada di seluruh penjuru
Menutup kepala, menjadi alas duduk dan membungkus cinta dari istri dalam sebuah hidangan istimewa
Dongeng Penghujung Hati
Masa yang mengambil memori paling banyak
Menyisakan sedikit untuk aku gunakan kembali dengan mengisi semua ruang mengenai masa itu
Surau telah tidak memiliki teman berbagi sepi
Bergandengan kami menyusuri pematang sangat becek di musim penghujan tiba
Rumah hanya menyisakan satu lampu tetap menyala
Televisi hitam putih terbiasa berdiam sebagai saksi
Dua puluh lima penggalan kisah terus berulang berputar bagai bianglala yang selalu membawa tawa bahagia
Anggukan mengerti, dan komat-kamit mulut mengucap doa
Aku duduk bersila dengan cerita ribuan tahun lalu dibangkitkan seperti duduk bersama
Dua puluh lima nama,aku hafal seperti nyanyian
Dia Adam sebagai yang pertama
Setelah shalat isya selesai surau tegakkan
Kembali Pulang
Sirnalah sudah sirna sebuah mimpi
Tergerus oleh waktu aku tak bisa melawan
Terlalu lemah untuk kami yang tak mendapat jatah cipratan Qarun menyimpan petaka
Semua bilang sistem berkeadilan, semua sama rasa sama rata
Hari ini ia kembali pulang, setelah mengembara membuktikan sebuah keyakinan
Bumi yang adil, bumi yang penyayang
212 bangsal tempat iya berpulang, menahan pedih tanpa dolar peringan
Dia keras kepala, kepala batu dengan jeruji besi melingkar kataku
Aku mengingatkan ketika suaraku tidak lagi merdu
Kebaikan yang kau anggap sumber kehidupan akan membunuhmu
Rasa welas tidak ada untuk kita yang tidak memiliki sepanci beras
212 yang tertulis di mana pun akan tetap menyakitkan
Mengingatkan pada suara lemah penebar benih kebaikan
Kita yang tidak menanam tidak akan perah mencicipi buahnya, katamu
Puisi Rindu Dari Penyair Ternama
Banyak sekali penyair ternama yang juga berbicara tentang kerinduan. Entah itu kerinduan terhadap kekasih, tanah air, atau yang lain-lain.
Mulai dari penyair ternama tanah air, sampai juga penyair ternama dunia. Sebab memang kerinduan menyisakan kesedihan yang indah.
Yang sehingga bisa dengan mudah mengilhami seseorang untuk membuat kata-kata yang liris, sedih, sekaligus indah.
Bagaimana ya puisi rindu yang ditulis oleh para penyair-penyair dunia, berikut mimin berikan beberapa contoh karya sastra tersebut:
Mata Hitam oleh WS Rendra
Dua mata hitam adalah matahati yang biru
Dua mata hitam sangat kenal bahasa rindu.
Rindu bukanlah milik perempuan melulu
dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu.
Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi
kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi.
Dua mata hitam adalah rumah yang temaram
secangkir kopi sore hari dan kenangan yang terpendam.
Sajak Putih oleh Chairil Anwar
Bersandar pada tari warna pelangi
kau depanku bertudung sutra senja
di hitam matamu kembang mawar dan melati
harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
menarik menari seluruh aku
hidup dari hidupku, pintu terbuka
selama matamu bagiku menengadah
selama kau darah mengalir dari luka
antara kita Mati datang tidak membelah…
Buat Miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini!
Kucuplah aku terus, kucuplah
dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku
Kenangan oleh Sapardi Djoko Damono
Ia meletakkan kenangannya
dengan sangat hati-hati
di laci meja dan menguncinya
memasukkan anak kunci ke saku celana
sebelum berangkat ke sebuah kota
yang sudah sangat lama hapus
dari peta yang pernah digambarnya
pada suatu musim layang-layang
Hari pun Tiba oleh Sapardi Djoko Damono
Hari pun tiba. Kita berkemas senantiasa
kita berkemas sementara jarum melewati angka-angka
kau pun menyapa: ke mana kita
tiba-tiba terasa musim mulai menanggalkan daun-daunnya
tiba-tiba terasa kita tak sanggup menyelesaikan kata
tiba-tiba terasa bahwa hanya tersisa gema
sewaktu hari pun merapat
jarum jam sibuk membilang saat-saat terlambat
Puisi Rindu: Pandang Setua Bumi oleh Sitor Situmorang
Di garis-garis pinggangnya
talut-talut rinduku menyelinap
di sembul-sembul pinggulnya
masa depan terbentang
Di tubir-tubir pusarnya
masa lalu diam
bertambah dalam tak terduga
di lubuk pandangnya
setua bumi
Puisi Rindu: Menunggu oleh Khalil Gibran
Hari terhitung minggu
Minggu pun menjadi bulan
Pagi ku mengingat mu
Malam ku mengenangmu
Tetap saja semua sama
Sejak kau pergi
Ku masih saja menanti mu
Hingga kau kembali
Dan takkan tinggalkan ku lagi
Entah kapan
Menunggu mu masih
Setia tetap ku janji
Hingga ku dapat kau kembali
Bersama jalani hari
Puisi Rindu Untuk Tuhan
Puisi yang berisi kerinduan terhadap Tuhan memiliki makna yang sangat dalam. Dan tentu saja sakral. Tidak banyak orang yang bisa menulis kerinduan kepada Tuhan dengan bahasa yang indah, dan menghamba.
Tetapi tetap ada beberapa penyair ternama yang terkenal dengan puisi tentang Tuhan yang menggelitik. Salah satunya adalah Jalaluddin Rumi.
Seorang sufi yang memiliki kecintaan besar terhadap Tuhannya tersebut, mampu menyusun kata-kata indah Tentang Tuhan.
Dan masih ada yang lainnya. Kalau kamu penasaran kira-kira bagaimana ya puisi rindu untuk tuhan tersebut?. berikut adalah beberapa contohnya:
Puisi Rindu: Ratapan
Aku besar, tanpa balasan Kau anugrahkan
Kau biarkan semesta mengaminkan segala doa
Ucapan tanpa pengharapan pun Kau buat menjadi nyata
Mengijinkan langit memberi hujan tidak hanya sebatas kedamaian
Rimba membuka diri memperbolehkan miliknya diperebutkan
Penuh kasih kau sadarkan kemurkaan yang aku kerjakan
Hari ini, esok dan seterusnya kau tegur aku secara halus
Kepekaanku telah hilang Tuhan,
Kebaikan yang kau anugerahkan menjadikan aku lalai
Apakah ampunan masih akan Kau berikan
Dekaplah aku penuh kasih agar tak tersesat lagi
Aku terperdaya oleh jahatnya hati dan pikiran yang aku miliki
Tersesat sedang petunjuk selalu Engkau berikan
PENUTUP
Demikianlah beberapa puisi tentang rindu yang bisa mimin sajikan. Semoga puisi-puisi di atas bisa mengobati rasa rindumu ya.
Ya atau setidaknya bisa menambah khasanah kesuastraanmu. Dan juga bisa membantumu atau menginspirasimu dalam membuat sebuah puisi tentang kerinduan.
Walaupun mimin tahu membuat karya sastra yang berisi susunan kata yang singkat, padat, dan jelas ini bukanlah sesuatu hal mudah.
Terutama untuk orang yang tidak terbiasa membuatnya. Tetapi tak apa, semua ilmu dapat dipelajari kok. Asal kita mau mencari tahu dan mencoba.
Jadi selamat belajar dan mencoba membuat sebuah puisi! Tak perlu malu dengan hasil karyamu, penyair terkenal sekalipun pasti pernah membuat sebuah puisi yang enggak banget.
Originally posted 2019-09-13 21:52:02.