Kisah ini bermula pada jaman kehidupan nabi Musa as. Saat itu di dekat tempat tinggal nabi Musa as, ada seorang yang sangat kaya raya yang bernama Qarun. Tidaklah mengherankan Qarun menjadi demikian karena Qarun merupakan seorang pekerja keras.
Hasil kerja kerasnya tersebut dapat dilihat dari banyaknya barang mahal yang dimiliki oleh Qarun yang terdapat di dalam rumahnya yang sangat mewah.
Disamping berupa rumah megah dan barang-barang mewah, harta kekayaan Qarun diwujudkannya dalam bentuk sawah dan binatang ternak yang sangat banyak jumlahnya.
Namun demikian Qarun bukanlah seorang yang mempunyai akhlak yang baik. Karena kekayaan yang dimiliki itulah menjadikan Qarun sombong. Qarun suka sekali memamerkan dan membanggakan harta kekayaannya tersebut kepada orang-orang.
Selain sombong, Qarun juga terkenal sangat tamak dan juga jahat. Orang-orang yang bekerja pada dirinya tidak mendapatkan upah sedikitpun. Yang ada hanyalah berupa makanan. Itupun hanya sedikit sekali.
Hingga pada suatu ketika nabi Musa as mendatangi tempat tinggal Qarun. Maksud kedatangan nabi Musa as adalah untuk meminta Qarun memberikan sedekah atau zakat dari kekayaannya untuk dibagikan kepada para fakir miskin.
Karena Qarun sangat takut dengan nabi Musa as, maka kedatangan nabi Musa as tersebut disambut oleh Qarun dengan sangat ramah. Jauh sekali dengan watak asli Qarun. Pada awalnya Qarun sangat setuju dengan saran dari nabi Musa as itu.
Qarun menyatakan kesanggupannya dan berjanji kepada nabi Musa as untuk memberikan zakat. Tentu saja sikap Qarun tersebut menimbulkan tanda tanya dan keheranan besar dari para anak buahnya. Tidak biasanya dan sangat tidak mungkin Qarun berlaku demikian.
Tetapi sebetulnya itu hanyalah tipuan. Qarun tidak benar-benar menepati janjinya untuk memberikan sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Qarun tidak ingin harga dirinya jatuh di depan para pembantunya.
Oleh karena itulah nabi Musa as datang ke rumah Qarun untuk kedua kalinya. Tujuannya untuk mengingatkan Qarun akan janjinya untuk mengeluarkan zakat kepada orang-orang miskin. Namun kali ini kedatangan yang kedua dari nabi Musa as tidak disambut seperti kedatangan yang sebelumnya.
Korun menyambut kedatangan kedua nabi Musa as tersebut dengan menampakkan sifat aslinya. Qarun menyambutnya dengan sangat angkuh.
Walaupun nabi Musa as sudah mengingatkan Qarun bahwa bersedekah itu merupakan perintah langsung dari Allah swt, tetap saja Qarun tidak menurutinya.
Baca Juga: Kisah Tsa’labah Bin Hathib
Hukuman untuk Qarun
Qarun beranggapan bahwa selama ini dia sudah bekerja dengan sangat keras supaya dapat kaya raya seperti sekarang ini. Oleh karenanya Qarun sangat tidak rela harta kekayaannya yang sangat banyak itu dibagi-bagi kepada fakir-fakir miskin.
Tentu saja nabi Musa as sangat murka mendengar apa yang diucapkan oleh Qarun tersebut. Nabi Musa as mengingatkan kepada Qarun bahwa nantinya Qarun akan mendapatkan hukuman dari Allah swt karena sudah melanggar janjinya.
Tetapi karena pada dasarnya Qarun merupakan orang yang sombong, Qarun tidak percaya terhadap hukuman itu. Qarun bahkan sangat meremehkannya. Qarun menganggap dia bisa berlindung dari banyaknya harta kekayaan yang dipunyainya.
Begitu mendengar semua perkataan yang diucapkan oleh Qarun, nabi Musa langsung memohon kepada Allah swt. Nabi Musa as memanjatkan do’a supaya Allah swt menenggelamkan seluruh harta kekayaan yang saat ini dipunyai oleh Qarun.
Seketika itu juga Allah swt mengabulkan permohonan nabi Musa as. Qarun, para pengikutnya, rumah megah dan yang ada di dalamnya beserta harta kekayaannya yang lain langsung tenggelam, jauh ke dalam tanah, ke dasar bumi, tak berbekas. Yang selamat dari kejadian tersebut hanya nabi Musa as berserta para jamaahnya saja.
Peristiwa Qarun tersebut menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi mereka yang memiliki harta yang sangat melimpah. Karena di dalam harta kekayaan yang sangat melimpah tersebut sebetulnya ada hak dari kaum yang tidak berpunya.
Kita mempunyai kewajiban untuk memberikan atau mengeluarkan zakat atas harta yang kita miliki kepada mereka yang kurang mampu. Hal tersebut merupakan perintah langsung dari Allah swt. Selain itu kita juga tidak boleh bersikap sombong.
Baca Juga: Kisah Umar bin Khattab
Originally posted 2019-10-19 10:16:42.