Berikut adalah cerita atau kisah dari Nabi Ya,qub AS. Semoga cerita super singkat ini dapat memberikan inspirasi bagi Kita semua.
Nabi Ya’qub adalah putra dari Nabi Ishaq. Nabi Ishaq sendiri memiliki dua anak yang kembar yakni Aish dan juga Ya’qub. Lalu kemudian yang dipilih untuk menjadi nabi dan rosul oleh Allah adalah Ya’qub.
Dalam kehidupannya, sang ayah lebih menyayangi Aish karena yang lahir pertama, sedangkan Ibunya menyayangi Yaqub karena dia adalah yang paling kecil.
Namun demikian, kecintaan kepada keduanya dari orang tuanya cukup besar. Keduanya dihidupi oleh orang tuanya dengan baik sampai dewasa.
Menginjak dewasa terjadi perselisihan antara Ya’qub dan juga Aish dimana ayahnya Ishaq lebih sayang lagi kepada Aish karena dia sering berburu dan membawa kijang saat pulang. Sementara itu, Ya’qub lebih sering berada di rumah dan mendalami ajaran-ajaran agama.
Pada suatu hari, ishaq menyuruh Aish mengambilkan makanan, namun ibunya langsung menyuruh Ya’qub untuk mengambilkan dan memberikannya pada Ishaq ayahnya. Kemudian, nabi Ishaq mendoakan Ya’qub agar menjadi seorang yang bisa menurunkan nabi-nabi.
Doa nabi-nabi memang cukup manjur dan begitupun dengan doa nabi Ishaq. Dalam sejarahnya, nabi Ishaq menjadi seorang nabi yang menurunkan banyak nabi setelahnya.
Namun demikian, mendengar Ya’qub didoakan oleh ayahnya untuk mendapatkan keturunan nabi-nabi, maka saudaranya yakni Aish kecewa dan marah sekali pada Ya’qub.
Lalu, Aish-pun berencana untuk membunuh Ya’qub. Namun demikian, hal itu diketahui oleh ibunya dan ibunya menyuruh Ya’qub untuk pergi mengungsi.
Ya’qub pergi mengungsi ke rumah pamannya di Irak. Namun selama perjalanannya, Ya’qub tidak berani untuk berangkat di siang hari.
Baca Juga:
Dia hanya berani berangkat di malam hari berjalan menuju ke rumah pamannya itu karena dia takut ditemukan oleh saudaranya Aish. Kemudian diapun sering disebut dengan penamaan israil yang kemudian selanjutnya dikenal dengan nama atau istilah Bani israil.
Sesampainya di rumah pamannya yang bernama Laban bin Batwil, Ya’qub pun ingin menikahi salah satu anaknya Laban yang bernama Rahel.
Namun pada waktu itu, Laban menolaknya karena Rahel adalah anak pertama dan anak keduanya adalah Laeah. Dalam tradisi waktu itu bahwa anak yang paling kecil yang harus terlebih dahulu dinikahkan. Maka dari itu kemudian Laban-pun mengharuskan Ya’qub menikahi dulu leah jika ingin menikahi rahel yang lebih cantik.
Selain menikahi leah dulu, Ya’qub juga harus bekerja 7 tahun bersama Laban sebelum kemudian bisa menikahi Rahel. Menikahi dua gadis sekandung pada waktu itu adalah suatu kebiasaan atau tradisi yang biasa dilakukan.
Kemudian setelah menikahi keduanya, Ya’qub diberikan beberapa hamba sahaya sehingga istri Ya’qub menjadi empat. Dari keempat istrinya ini, Ya’qub memiliki 12 anak yang kemudian menjadi penerus bani israil.
Baca Juga:
Originally posted 2019-10-20 02:11:17.