Cerita Desa Penari- Cerita desa penari termasuk cerita horror yang lebih terkenal dengan nama KKN desa penari. Cerita ini sempat viral beberapa waktu lalu di platform Twitter dengan akun @SimpleM81378523.
Konon katanya cerita desa penari adalah sebuah kisah nyata yang dialami beberapa mahasiswa yang sedang melaksanakan salah satu kewajiban dari Kampus yakni KKN (Kuliah Kerja Nyata) sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Kisah tersebut bisa dibilang merupakan kisah mistis atau horor dikarenakan banyak sekali kejadian-kejadian janggal yang dialami mahasiswa-mahasiswa tersebut. Tak heran jika cerita desa penari sangat hits dikalangan masyarakat dikarenakan cerita mistis memang hal yang menarik dan banyak diminati oleh warga +62.
Apakah anda juga sudah membaca kisah tersebut? Nah, untuk lebih jelasnya terkait cerita KKN desa penari tersebut, mari kita simak dengan seksama ceritanya dibawah ini.
Cerita Desa Penari
Cerita KKN Desa Penari
Seperti yang telah disebutkan di atas Cerita ini diawali dengan adanya mashasiswa dari salah satu kampus di Jawa Timur yang mengadakan KKN. Ada beberapa orang yang mengadakan KKN di sebuah desa terpencil yang terletak didalam hutan, tetapi berdasarkan cerita yang disampaikan oleh akun twitter di atas hanya menyebutkan 6 orang.
Mereka bernama Ayu, Bima, Widya, Anton, Wahyu dan Nur. Singkat cerita mereka berangkat menuju desa tempat KKN yang diusulkan oleh Ayu. Desanya berada didalam hutan dan untuk mencapainya dari jalanan besar memerlukan waktu 30 menit dan harus menggunakan motor karena jalanannya sulit untuk dilalui mobil.
Akhirnya, merekapun tiba di desa tersebut, kemudian mereka diperkenalkan oleh Ayu kepada kepadala desa yakni pak Prabu yang juga merupakan teman Kakaknya. Di sinilah mulai merasa ada kejanggalan hyang dialami oleh salah stau dari mereka yakni widya, ia merasa bahwa jarak tempuh menuju desa tersebut sangat lama.
Anehnya Nur dan Ayu bilang bahwa waktu tempuh sampai ke desa tersebut hanya 30 menit saja. Bahkan Widya sempat menyebutkan mendengar suara gamelan ditengah hutan, dan Nur juga sempat mengiyakan apa yang dikatakan Widya tentang suara gamelan.
Serta lebih anehnya lagi, Nur bahkan sempat melihat seorang penari perempuan di tengah hutan. Setelah hal itu berlalu, dan Ayu menegaskan bahwa itu hanya halusinansi dan tidak usah memperpanjangkan kejadian yang mereka alami, kemudian mereka diantar ke penginapan. Penginapan Mahasiswa dibagi menjadi dua antara laki-laki dengan perempuan.
Malam pertama pun berlalu begitu saja dan esok harinya mereka semua berkumpul. Hari pertama agenda mereka hanya melihat sekitar atau berkeliling desa yang didampingi Pak Prabu. Kemudian mereka menyaksikan hal yang aneh dan mungkin langka mereka temui ketika keliling desa yakni pemakaman yang setiap batu nisannya ditutup oleh kain hitam.
Lalu, Pak Prabu menjelaskan bahwa itu adalah salah satu budaya di desa tersebut. Tempat berikutnya yang dikunjungi adalah Sinden (kolam, tempat air kelur dari tanah). Pak Prabu menyebutkan bahwa tempat itu bisa dijadikan sebagai salah satu Proker yang menjanjikan.
Tempat selanjutnya adalah “Tipak Talas”, yang merupakan batas di mana mereka tidak diperbolehkan melintasi perbatasan ke jalan setapak yang kanan dan kirinya ditutupi dengan kain merah.
Dan Widya disini merasakan keganjilan dikarenakan melihat disetiap jalanan desa, banyak banget sesajen yang diletakkan. Pak Prabu menyebutkan bahwa dibagian selatan Sinden terdapat bilik yang didalamnya ada kendi air besar dan bisa digunakan untuk mandi.
Ketika selesai berkeliling dan hari hamper menjelang malam, semua mahasiswa kembali ke penginapan masing-masing. Kejadian aneh atau janggal kembali dirasakan oleh Widya dan Nur ketika mereka memutuskan untuk mandi di Sinden setelah seharian berkeliling desa.
Widya dan Nur mandi secara bergantian. Setelah Nur masuk ke dalam bilik untuk mandi, Widya mulai merasa perasaannya tidak enak, terdapat sesajen dan bau kemenyan dibakar, Widya juga mendengar adanya kidung jawa yang dinyanyikan dari dalam bilik.
Kemudian ketika Widya mandi, ia menyadari bahwa ia tidak sendirian dalam bilik tersebut. Seperti ada sosok yang melihat dan mengamatinya, dari ujung rambut hingga ujung kaki, sosok itu seperti wajah seorang wanita nan cantik jelita. Ia juga mendengar lagi suara kidung jawa dari luar bilik.
Malampun tiba, Widya melihat bayangan Nur keluar dari rumah, kemudian ia mengikutinya. Widya melihat Nur tiba-tiba menari ditengah gelapnya malam. Lalu, Widya menghampirinya dan memanggil-manggil Nur Namun, tiba-tiba pandangan Nur menjadi aneh dengan mata yang tajam.
Sehingga Widya berteriak histeris. Lalu, Widya merasa ada yang mengguncangkan dirinya dan ternyata itu adalah Wahyu. Wahyu menegur Widya karena ia menari sendirian. Teriakan histeris Widya membangunkan seluruh isi rumah termasuk warga yang tinggal disekitar rumah itu.
Wahyu pun menceritakan bahwa ia keluar sebentar hanya ingin merokok dan saai itu melihat Widya menari sendirian ditengah malam. Warga pun menceritakan kejadian aneh itu kepada Pak Prabu.
Keesokan harinya, Pak Prabu mengajak Widya, Ayu dan Wahyu untuk ikut pergi bersamanya kerumah tetua disana yang bernama Mbah Buyut. Mbah Buyut menyambut mereka dan menyajikan kopi.
Mereka pun mencicipi kopi tersebut dan Widya merasa kopinya manis dan mencium aroma melati didalamnya. Tetapi hal yang sama tidak dirasakan oleh Wahyu dan Ayu yang merasa kopinya sangat pahit dan tidak bisa diminum sama sekali.
Ketika mereka akan pulang, Pak Prabu menceritakan bahwa kopi yang disajikan adalah kopi untuk Lelembut, Demit dan sejenisnya. Sehingga jika orang biasa yang mencobanya akan merasa sangat pahit dan tidak enak. Lalu, Pak Prabu menegaskan bahwa ada yang mengikuti Widya sehingga tak boleh sendirian.
Mulai kejadian hari itu, Mahasiswa Pria dan Wanita dibiarkan tinggal dalam satu rumah, dan hanya terpisah oleh bilik. Pak Prabu meminta mereka agar tidak melanggar etika dan norma ketika tinggal dalam satu rumah.
Tak hanya itu, peristiwa aneh lainnya yang dialami Widya adalah saat ia minum air dari teko tiba-tiba merogoh tenggorokannya dan menemukan 1-2 helai rambut hitam panjang. ketika ditengok kedalam teko air tersebut ada segumpal rambut hitam panjang.
Peristiwa yang tidak kalah janggal lainnya, ketika Wahyu dan Widya pergi ke kota untuk membeli perlengkapan KKN. Dikarenakan jarak yang jauh dari ke kota ke tempat KKN, sehingga memaksa mereka untuk pulang petang hari dan melewati hutan.
Tiba-tiba motor yang mereka tumpangi mogok, lalu mereka bertemu seorang kakek ditengah hutan yang ingin membantu mereka. Wahyu dan Widyapun tak menolak, karena memang motor mereka perlu dihidupkan kembali, tetapi anehnya, disaat itu pula sedang ada pesta besar.
Mereka ikut pesta tanpa adanya kecurigaan sembari menunggu motor merekasedang diperbaiki oleh sang kakek. Ketika motor mereka sudah bisa digunakan kembali dan ingin kembali ke desa tempat KKN, kakek tersebut memberi bingkisan makanan dari pesta tersebut.
Sampai tempat KKN mereka sontak kaget ketika membuka bungkusan yang diberikan kakek di hutan tadi bukanlah makanan, melainkan kepala monyet dengan darah segar yang masih menetes.
Pada suatu hari, klimaks dari segala peristiwa-peristiwa yang terjadi pun tiba. Saat itu, Widya memergoki dan mengikuti Bima saat keluar pada malam hari sendirian. Widya kaget karena Bima berjalan menuju Tapak Tilas, batas wilayah yang dilarang oleh Pak Prabu untuk dimasuki.
Karena penasaran ingin mengetahui yang dilakukan Bima, Widya pun nekat melewati Tapak Tilas tersebut. Diujung Tipak Talas, ia menemukan sanggar tua yang berantakan, bangunannya memiliki 4 buah pilar kayu jati dengan lantai panggung.
Dari sana ia mendengar suara gamelan yang jelas sekali dan mendekatinya. Ia merasa tempat itu sangat sesak, tetapi ia tidak melihat siapapun disana. Tiba-tiba ia mendengar suara tangisan yang ternyata adalah suaru Ayu.
Terlihat dari jauh di sanggar tersebut ada sebuah gubuk. Widya pun mengelilingi dan mengintip kedalam gubuk. Ia juga mendengar suara Bima dan suara perempuan yang sedang mendesah dari dalam gubuk.
Widya sontak kaget melihat Bima sedang berendam di Sinden dan dikelilingi oleh ular besar. Bima seakan menyadari adanya tamu tidak diundang datang, dan menatapnya, sehingga membuat Widya lari dari tempat tersebut.
Namun tiba-tiba ia melihat banyak hal yang mengerikan dan melihat didepannya Ayu yang sedang menari. Widya melihat Ayu menangis dengan mata yang sembab tapi menyiratkan ia supaya lari dari sana. Widya pun segera berbalik dan lari.
Keesokan harinya, ada warga desa yang menemukan Widya dan membawanya ke penginapan yang sudah dipenuhi oleh warga desa. Widya melihat dua orang teman mereka, Ayu dan Bima yang terbaring. Dengan kondisi Ayu yang terbujur kaku dan mata terbuka, sedangkan Bima terbaring dengan kondisi kejang.
Mbah Buyut yang merupakan tetua menjelaskan kepada Widya bahwa Sinden yang ada di desa adalah Sinden kembar. Dimana yang satu berada didesa yang dekat bilik mereka mandi, dan satunya lagi terletak dimana Widya melihat Bima berendam dengan ular.
Mbah Buyut juga mengatakan bahwa Bima dan Ayu telah melakukan hal yang senonoh atau tidak pantas di sinden yang dilarang didatangi tersebut, sehingga mereka berdua harus menebus kesalahannya dengan roh-nya.
Dimana Ayu dihukum dengan menggantikan Badarawuhi yang merupakan penunggu di sana untuk menari,sosok yang dilihat Nur saat pertama kali tiba di desa KKN.sedangkan untuk Bima adalah “mengawini” Badarawuhi yang berwujud ular.
Mbah Buyut mengatakan jika Ayu dan Bima tidak dibawa raganya, ia ingin membantu mereka bernegosiasi dengan Badarawuhi.
Sayangnya, keluarga Ayu dan Bima tidak setuju dan membawa raga mereka pulang. Setelah 3 bulan dari kejadian tersebut Ayu menghembuskan napas terakhirnya. Sama halnya dengan Ayu, bahkan Bima meninggal lebih dulu dari pada Ayu.
Penutup
Bagaimana cerita desa penari di atas? Apakah anda mepercayainya atau hanya menganggap cerita fiksi atau karangan saja?.
Terlepas dari nyata atau tidaknya kisah di atas, tentunya banyak kejadian-kejadian bisa kita ambil hikmahnya. Agar kedepannya bisa melakukan hal-hal baik dan mejadi manusia yang lebih berhati-hati lagi dalam melakukan sesuatu.
Sebenarnya jika dijelaskan lebih detail kejadian tersebut sangatlah panjang, akan tetapi secara garis besar cerita di atas menggambarkan seluruh kejadian menurut sudut pandang Widya.
Anda bisa membaca cerita desa penari tersebut dengan versi Nur atau versi dua-duanya secara detail jika anda masih penasaran. Semoga cerita tersebut bisa menyadarkan manusia untuk terus melakukan hal-hal baik. Demikian cerita desa penari yang cukup menarik. Semoga anda terhibur dan selamat menjalani rutinitas.
Originally posted 2020-05-30 18:32:12.